Ajak Mahasiswa Kampus Kehidupan, Begini Yang Dilakukan Lapas Pemuda Tangerang

SKI, Tangerang – Lembaga Pemasyarakatan Pemuda Kelas IIA Tangerang (Lapas Pemuda Tangerang), Unit Pelaksana Teknis di bawah naungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten yang juga menjadi salah satu cagar budaya di Kota Tangerang, terus mengajak para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) ke arah yang lebih baik, khususnya kepada 33 mahasiswa Kampus Kehidupan. Para mahasiswa diberikan kebebasan untuk beraktivitas guna mengisi libur setelah penyelenggaraan Ujian Akhir Semester (UAS).

Hal tersebut perlu dilakukan, karena libur panjang bukan berarti harus dihabiskan dengan berdiam diri saja. Namun, perlu ada berbagai kegiatan untuk menghilangkan penat, baik inisiatif sendiri atau yang telah diarahkan dan difasilitasi oleh Lapas Pemuda Tangerang. Mulai dari meningkatkan ibadah, mengembangkan bisnis, hingga berolahraga. Salah satu kegiatan olahraga yang dilakukan adalah Mixed Martial Arts (MMA). Olahraga yang tekenal berkat kepiawaian Conor McGregor dan Khabib Nurmagomedov ini kini telah menjadi salah satu primadona di kalangan mahasiswa Kampus Kehidupan.

Bukan untuk digunakan melawan para Petugas, namun untuk mengembangkan minat dan hobi, serta untuk mengisi waktu luang. Adalah salah satu mahasiswa Kampus Kehidupan, Rally Raymond Polandos, yang menjadi pelatihnya. Rally, sapaannya, telah sering mengharumkan nama bangsa lewat olahraga MMA. Tak hanya MMA, Rally juga merupakan salah satu mahasiswa berprestasi di Kampus Kehidupan. Bersama salah satu rekannya, Rally adalah satu dari dua mahasiswa Kampus Kehidupan yang berhasil memperoleh IP 4,00 atau tertinggi pada semester ganjil lalu.

“Puji Tuhan saya berhasil meraih nilai yang bagus pada semester lalu. Semua ini tentu berkat para petugas yang dengan sabar mendidik kami dan memberikan kami motivasi supaya mendapatkan nilai yang baik. Selain itu, kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen dan dekan kami,” ujar Rally.

Jumadi selaku Kepala Lapas Pemuda Tangerang mengatakan bahwa para mahasiswa perlu diberikan sedikit kebebasan dalam mengeksplorasi keahlian mereka supaya tak hanya ilmu yang bermanfaat, namun juga mendapatkan keahlian yang bisa digunakan setelah habis masa pidananya kelak. Selain itu, Jumadi juga mengatakan bahwa ini merupakan salah satu komitmen Lapas Pemuda Tangerang untuk terus memberikan ilmu yang bermanfaat kepada para WBP.

“Kami sangat mengapresiasi para mahasiswa kami. Semoga mereka bisa terus belajar dengan baik dan bisa memiliki bekal ilmu yang bermanfaat yang bisa dimanfaatkan mereka ketika bebas kelak. Ini merupakan bukti komitmen kami dalam menciptakan WBP yang berdayaguna dan bermanfaat di masyarakat. Sehingga harapan kami, setelah mereka bebas tidak kembali mengulangi kesalahan yang sama,” ujar Jumadi.

Kampus Kehidupan merupakan program perkuliahan sarjana (S1) bagi Narapidana di Lapas Pemuda Tangerang, hasil kerjasama antara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) dan Universitas Islam Syeikh Yusuf Tangerang (UNIS). Kampus Kehidupan sendiri diikuti oleh sebanyak 33 orang narapidana perwakilan dari 33 propinsi di Indonesia. 33 orang narapidana tersebut kini sedang menempuh pendidikan di Fakultas Hukum UNIS selama 4 (empat) tahun sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk Program Sarjana (S1).

Kedepannya, para narapidana terpilih ini tidak hanya menerima pendidikan sarjana saja, tetapi juga akan mendapatkan pendidikan profesi advokat, sehingga lahirlah advokat-advokat yang berasal dari Warga Binaan Pemasyarakatan. (Red SKI).

Komentar