Antisipasi Bahaya Air, Lombok Barat Siap Restorasi Sungai

SKI, Giri Menang – Salah satu materi yang terungkap dalam perayaan Hari Air Sedunia (World Water Day) ke-27 Tingkat Provinsi NTB yang dipusatkan di Kabupaten Lombok Barat adalah masalah daya rusak air.

“Bila perlu kita kampanyekan dari pintu ke pintu akan resiko air itu,” ujar Ketua Panitia Penyelenggara I Gde Swardiari yang mengaku ingin melibatkan kaum millenial.

Hal itu juga diungkap oleh Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid saat menghadiri puncak peringatan di Bencingah Agung Kantor Bupati Lombok Barat di Giri Menang Gerung Lombok Barat, Ahad (31/3).

“Kita harus mengelolanya (air, red) dengan baik. Apalagi tidak mempersiapkannya, efek rusaknya jauh lebih hebat. Maka menjaga alam juga penting. Air itu ibarat pisau bermata dua. Ketika banyak menjadi musibah. Tergantung pada cara kita mensikapinya,” kata H. Fauzan.

Untuk itu seusai puncak perayaan, Fauzan menyelenggarakan rapat khusus yang melibatkan Dandim 1606 Lombok Barat, Letnan Kolonel Djoko Rahmanto, Asisten III Haji Fathurrahim, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang I Made Arthadana, Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara Satu Hendra Ahyani, dan Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup H. Suhaili di ruang kerjanya.

Fauzan meminta agar penanganan resiko karena daya rusak air bisa segera dikerjakan, terutama dengan melakukan restorasi sungai yang ada di kawasan Lombok Barat.

“Restorasi Sungai Bengok kemaren itu saya nilai efektif. Tidak hanya untuk kebersihan sungai dari sampah, namun mengurangi sedimen sehingga membuat air menjadi lancar,” terang Fauzan.

Restorasi yang dituturkan Fauzan adalah acara bersih dan restorasi sungai yang diselenggarakan oleh Aparatur Sipil Negara lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dalam rangka kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun ke 61 dan Hari Air Se-Dunia yang ke-27 dan tepat jatuh di tanggal 22 Maret 2019 lalu.

Dalam rapatnya, Fauzan meminta agar kegiatan restorasi sungai bisa menjadi salah satu acara amal bhakti di lingkungan Kodim 1606 Lombok Barat.

Fauzan meminta agar sungai yang menjadi sasaran restorasi adalah sungai yang aksesnya kepada irigasi pertanian lebih terbuka.

Menimpali hal tersebut, Kepala Dinas PUTR berpendapat agar sasaran prioritas adalah sungai yang sering menimbulkan banjir ketika musim hujan tiba.

“Misalnya Sungai Meninting yang ada di kawasan Senggigi agar mampu menopang penataan kawasan tersebut,” pinta Made.

Di samping untuk menopang, kata Made, sungai yang direstorasi adalah sungai yang juga sering menjadi TPS (Tempat Pembuangan Sampah, red) oleh warga.

“Harus ada aspek pemberdayaannya. Bila perlu, bentuk dulu kelompok masyarakat peduli sungai. Jika sudah berjalan, nanti mereka sendiri yang akan menjaga kebersihan sungai,” pungkas Made.

Di Kabupaten Lombok Barat sendiri terdapat sedikitnya 33 sungai yang mengaliri puluhan ribu hektar persawahan. Beberapa di antatanya, bahkan menjadi sumber baku untuk kebutuhan air baku yang bersih dan berbasis jaringan.

Penulis/Editor : Amrin/Red SKI

Komentar