SKI, Sukabumi – Hanya dalam satu lontaran sekalipun kecil, atas kehendakNya, walau hanya dengan satu figur pemrakarsa yaitu H. Abah Anom, gelegar kebersamaan dan kesatuan tekad, semoga mampu menggoncang jagad Sukabumi dan Dunia”.
Berikut gelegak magma (bagian ke-2) pada kedalaman Rasa, ketangguhan Raga, dan tercerahnya Ruh pada samudera kesatuan kosmik dari para yang berjiwa-jiwa heroik di bawah ini.
“Film dokumenter sejarah yang mengangkat Palagan Bojongkokosan ini, salah satunya memberikan edukasi pada lapisan masyarakat sekitar terutama anak cucu kita, yang memang sama sekali belum tahu di Sukabumi ini ada juga daerah yang menjadi sejarah sehingga masyarakat apalagi anak-anak kita nanti akan lebih tahu tentang bagaimana situasi sejarahnya.
Oh ternyata betul, ternyata ada relevansi atau korelasinya dengan Peristiwa Bandung Lautan Api dan peristiwa di Surabaya. Dengan itu harus sampai dan dapat dijadikan satu dengan apa namanya ke dalam mata pelajaran sejarah yang akan dipelajari dari setiap SD sampai perguruan tinggi, agar mereka mengetahui secara hakiki bahwa kita punya nilai-nilai sejarah yang harus dibanggakan oleh daerah Sukabumi, Makanya menjadi alasan kuat yang sangat besar sekali bagi kami untuk mendukung naskah-naskah atau film dokumenter.
Terimakasih saya sampaikan kepada seluruh pemain dan crew produksinya yang telah menggarap film semi dokumenter “Menjelang Senja Di Bojongkokosan”.
Untuk Mata Sosial yang telah support PT FANS, semoga secepatnya dapat diikuti komunitas lainnya. Teruslah berkarya dalam rangka memberikan spirit religi bagi umat “khoirunnaas anfa’uhum linnaas”. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi lainnya. Teruslah berjuang dan berkarya jadilah pelopor kebaikan untuk masyarakat. Aamiin yra, tegas Ustd Ruchijat,S.Pd.I, Ketua TKSK Cikakak yang juga Jajaran MWC NU sebagai Khatib Suriah di kecamatan, sebagai tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan yang meliputi 9 desa sebagai aparatur Kecamatan).
Lebih lanjut Ustd Ruchijat Sangat mengapresiasi sekali kepada PT. FANS Untuk memproduksi Film Dokumenter “MENJELANG SENJA DI BOJONGKOKOSAN” yang diprakarsai oleh H. Abah Anom, Semoga dengan Film Dokumenter tersebut Kita sebagai Generasi penerus Bangsa Selalu mengingat perjuangan pahlawan pahlawan kita dahulu tidak mudahnya merebut Kemerdekaan terutama kisah kepahlawanan RH EDDIE soekardi dan adiknya HARRY SOEKARDI yang
terabadikan dalam museum PALAGAN BOJONGKOKOSAN sukses buat PT. FANS dan salam buat sahabat sahabat MATA SOSIAL di Nusantara, tandasnya.
Disisi lain, SAEFILAH Ketua DIAGA MUDA INDONESIA DPAC CISOLOK, Kritik :Sosial,
Sosial itu jangan hanya sekedar wacana dan publikasi aja, tapi harus action langsung. Dan jangan ada niat selain lillah.
Kritik : Film sejarah, Ya.. Bagus-bagus aja selama filmnya tidak melenceng jauh dari sejarah yang ada, agar generasi muda mengetahui sejarah perjuangan rakyat di Sukabumi yang sebenarnya. Kalau film fiksi sih terserah ceritanya gimana, tapi jika film tentang sejarah Bojong Kokosan tentunya masuk film dokumenter yg ceritanya tidak boleh jauh dari fakta, tuturnya.
Yayang Kurniawan SE.,MH/Boyank Linuhunk, Pegiat Sosial Sukabumi mengatakan, “Saya sangat mengapresiasi adanya putra-putra Daerah yang peduli dengan daerahnya.
Atas nama pribadi dan sekertaris PAC PEMUDA PANCASILA KEC.WARUNGKIARA saya sangat mengapresiasi adanya putra-putra Daerah yang peduli dengan daerahnya, salam buat bah anom sebagai ketua atau pendiri LMPI”.
Azi BASARI AZIS alias Sangaji key, Aktivis Sukabumi juga memaparkan, “Sebuah film keren buat motivasi anak anak muda
tentang arti sebuah perjuangan, sejarah jangan di lupakan”, terangnya.
Paguris Paqih, Aktivis Gurilap/gunung, Rimba, Laut, Pantai menyatakan, Banyak orang yang sudah lupa akan sejarah terutama generasi muda kita. Bagaimana para pahlawan bangsa yang rela gugur demi mempertahankan tanah airnya agar tak jatuh ke tangan penjajah. Tugu Bojong Kokosan merupakan simbol perlawanan Rakyat Sukabumi terhadap penjajah yang mulai terlupakan. Dengan dibuatnya film Bojong kokosan ini, semoga masyarakat Sukabumi terutama untuk generasi penerus perjuangan akan terpompa semangatnya untuk lebih mencintai dan peduli terhadap tanah kelahirannya dengan menjadi sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan bangsa lainnya, pintanya.
ASEP RUSLI, Pegiat Media Sosial GEOPARK, Pada dasarnya saya sangat mendukung sekali pihak PT FANS untuk membesarkan nilai-nilai sejarah dan kebudayaan yang sifatnya akan memberikan edukasi kepada anak-anak bangsa khususnya di kabupaten Sukabumi, umumnya di nasional. Yang bisa saya lakukan saat ini saya ingin berperan serta pada tim semua agar program ini dapat terlaksanana dan bisa sampai go internasional, harapnya.
RIZKI, KNPI, Perwakilan Kecamatan Cikakak, “Apresiasi positip saya berikan dengan adanya film “Menjelang Senja Di Bojongkokosan” yang diproduksi oleh PT.FANS. Seperti yang kita ketahui bahwa sejarah Bojongkokosan memiliki nilai yang sangat penting baik dari sudut evaluasi sejarah, seni, dan budaya. Tetapi nilai-nilai yang mungkin saya harapkan untuk kemajuan peradaban di Sukabumi menuju ke arah yang lebih baik, lebih maju, yang tak bisa lepas dari akar budaya leluhur kita, sehingga pendidikan di zaman sekarang harus bisa dihubungkan dengan nilai-nilai nasionalisme. Dalam sejarah perjuangan bangsa, nilai-nilai religi yang telah ditanamkan para leluhur pada kita, tak bisa lepas dari unsur nasionalisme, dari budaya leluhur kita yang bersumber pada syariat islam”, tutupnya.
Endang Kusnadi, Dari Dinas Pendidikan, sekaligus Dosen Fisip Widia Puri Sukabumi juga berkomentar, Sampai hari ini, masih saja ada kiriman dari para komentator atas diproduksinya film “Menjelang Senja Di Bojongkokosan”. Komentar-komentar di atas sebagai bukti bahwa kita memiliki itikad dan tekad yang sama, memiliki visi misi yang sama, memiliki tujuan yang sama, untuk menggaungkan Sukabumi di mata internasional, terangnya. (Red SKI)
Komentar