Bupati Lotim Soroti Soal Oknum Jual SK Dan Agent Penjual Buku

SKI| LOTIM – Bupati Lombok Timur, HM.Sukiman Azmy menyoroti adanya orang  yang menjual SK di Lotim. Termasuk juga dengan banyaknya isu yang menyebutkan tenaga pendidik sebagai agen buku

Maka diminta kepada jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lotim bersama dengan e kepada kepala Unit Pelayanan Tehnis Terpadu (UPTD) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) se-Lotim.Guna ‎ memberikan teguran apabila mengetahui atau menjumpao hal semacam itu.

Demikian ditegaskan Bupati Lotim saat memimpin rapat koordinasi kepala UPTD Dikbud se-Lotim di ruang rapat Bupati Lotim,Jumat (11|10). ”  Kalau ada orang yang menjual SK ditemukan dan tenaga pendidikan menjadi agen buku,maka  hendaknya diberikan teguran untuk tidak melakukan perbuatan tersebut,” tegasnya.

Mantan Dandim 1615 Lotim mengatakan ‎kalau dibiarkan maka akan menjadi presenden buruk bagi dunia pendidikan dan birokrasi di daerah ini. 

Selain itu, dirinya juga mengingatkan metode penerimaan CPNS sudah jauh berbeda sehingga tidak ada yang bisa mengatur. Hal tersebut merupakan pembodohan kepada masyarakat. 

” Pihaknya  telah memecat salah satu oknum ASN Dinas Kesehatan yang diketahui mengumpulkan uang agar lulus dalam seleksi CPNS,” ujarnya.

Oleh karena itu, Bupati berharap melalui pertemuan ini  berbagai persoalan yang ada terkait duni pendidikan di Lombok Timur dapat diselesaikan bersama. 

Salah satu yang menjadi sorotan Bupati adalah banyaknya isu yang menyebutkan tenaga pendidik sebagai agen buku. Sehingga mengingatkan kepada jajaran pendidikan untuk tidak melakukan hal tersebut.

” Berbagai persoalan yang ada harus diselesaikan sebagai kepedulian terhadap kemajuan daerah ini,karena kalau tidak peduli pada diri kita siapa yang peduli,” tukasnya.

Pada kesempatan itu Bupati juga menambahkan kalau pemerintah daerah ‎memberikan perhatian terhadap tingkat kesejahteraan Guru.Karena sekitar 6000 guru di Lotim hanya baru sekitar 3000 yang sudah mendapatkan sertifikasi.

” Mengatasi hal tersebut menurutnya kerjasama dengan perguruan tinggi yang ada di daerah ini bisa menjadi opsi untuk persoalan terkait kualifikasi guru yang terhambat tingkat pendidikan,” tandas Sukiman.(Rizal/Red Ski). 

Komentar