SKI, Mataram – Koordinator Rumah Aspirasi Prabowo-Sandiaga Uno, Lieus Sungkharisma mengecam keras tindakan aparat Kepolisian NTB yang mendatangi Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan merobek buku tamu yang ada di meja resepsionis.
“Saya tidak hanya menyesalkan dan mengecam keras tindakan aparat kepolisian tersebut. Tapi juga meminta Kapolri menindak bawahannya tersebut. Sebab, bila dibiarkan dan tidak ditindak, tindakan aparat kepolisian NTB itu seolah-olahatas restu dari atasan,” kata Lieus saat dikonfirmasi wartawan.
Lebih dari itu, tambah Lieus, apa yang terjadi di NTB itu memberi kesan kuat bahwa aparat kepolisian tidak bersikap netral dalam Pilpres 2019.
“Apakah hal yang sama juga mereka lakukan terhadap posko pemenangan atau kantor relawan Jokowi-Makruf?” tanyanya.
Menurut Lieus, kedatangan 7 orang aparat Kepolisian ke Rumah Aspirasi Prabowo – Sandi yang terletak di depan Islamic Centre NTB pada Senin (31/12) itu, telah menimbulkan ketakutan di kalangan relawan.
“Mereka datang katanya ingin bertamu. Tapi tanpa tujuan yang jelas dan tidak dibekali surat tugas. Anehnya kedatangan mereka tanpa lebih dulu mengkonfirmasi pada tuan rumah,” ujar Lieus.
Akibatnya, tambah Lieus, para relawan yang ingin berkunjung ke Rumah Aspirasi mengurungkan niatnya karena mengira sedang ada masalah.
“Teman-teman di sana jadi tidak nyaman,” kata Lieus lagi.
Lieus menyebut, apa yang dialami relawan Rumah Aspirasi Prabowo-Sandi di NTB itu, semakin menguatkan dugaan banyak orang bahwa Polisi memang tidak netral dalam Pemilu dan Pilpres 2019.
“Setelah kasus kriminalisasi sejumlah ulama dan aksi damai 212 coba dihalang-halangi, peristiwa berbau intimidasi terhadap relawan Prabowo-Sandi NTB itu, menjadi indikasi kuat ketidaknetralan tersebut,” katanya.
Jadi, ujar Lieus, sangat beralasan kalau masyarakat khawatir Pilpres 2019 tidak akan berjalan Jurdil.
“Sebab, Polisi yang seharusnya bersikap netral dan melindungi semua rakyat, justru ikut bermain dan nyata-nyata menjadi pendukung salah satu pasangan Capres saja,” katanya.
Agar citra polisi tidak semakin buruk dan kepercayaan masyarakat terhadap aparat kepolisian tetap baik, Lieus meminta agar Polisi kembali pada fungsinya sebagai pengayom dan penjaga keamanan. Bukan malah menjadi alat kekuasaan.
“Apa yang dialami kawan-kawan di NTB itu, jelas menunjukkan adanya upaya intimidasi. Tidak sepatutnya aparat kepolisian melakukan hal itu. Rumah Aspirasi NTB itu bukan sarang para penyamun,” katanya jengkel.
Di tempat terpisah, Taufan Rahmadi, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo – Sandi menyayangkan tindakan intimidasi tersebut.
” Sangat di sayangkan tindakan intimasi tersebut, di era demokrasi seperti saat ini tindakan – tindakan represif yang dilakukan oleh oknum aparat tersebut akan berdampak kepada citra negatif institusi di mata masyarakat”, tegasnya.
Kontestasi politik 2019 ini mari kita sambut dengan bahagia, tidak perlu untuk memancing emosi yang tidak perlu, tambah Taufan.
Penulis : Amrin
Editor : Red SKI
Komentar