SKI| Lombok Tengah – Diduga akibat pelayanan rumah sakit umum daerah (RSUD) Praya yang buruk, sorang balita yang berusia 4 Bulan asal Desa Aik Berik Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah,meninggal Dunia.
Sebelumnya, Akun Facebook mas Panji tilar negara mengunggah sebuah Poto seorang anak kecil dengan bertuliskan curahan hati menggunakan bahasa Sasak Lombok, pada 13 Oktober 2022 “gamak anak pdahal ndkrk dose salakm aneh mudahan surge bae taokm ikhlask anak redek wh anak telu laik jaukm pertame lsg kena penolakan pihak rs kedua klinik spesialis anak ndkmn dtg dr lsg jok rscm dtg to ndkn bau anak tsuruk jaukm jok rumah sakit provinsi ye taokn lengkap alat atau tulak jok rs praye andek ndk kne dirik yak bebayah ndk kadu bpjs mum mauk kamar ampkm mauk tetangani raden mask datu.. kelelahm sakit anak toto laik jaukm tetolakm doang gagahk .. ngendeng yak rujukm jok rs praye msh ndkn inik tao terimak unin dr. ampk suruk mun arak kenalam dngn dlm taon jelap mauk anakm unin smpai2 mcem laik nlfn endeng tulung.allhamdulillah mauk nomer kluarge sk bertugas dtg tulungk solen pkuatk.. lguk mdkrk bae respon lek pihak rs smpai llok ayahm boyakam kamar datu mask dmen mauk olek ayahm lguk harus pasang infus macem taokm tobyakan ndkrk taokn bau tame infus no.. gakn ndk inik telang suarem sk be mpoh kne mamak knce ayah.. dmenk sirukm masihm ngase anak dmenm mpoh bae ayahm kmbek ngkh tsiruk sik ayahm kmbekm lsg bilink anak mask anak soleh anak sabar 😭😭😭
wahai anakku,padahal tidak ada dosa salahmu,mudah-mudahan saja surga tempatmu,ikhlas aku nak,ridho aku nak,tiga tempat aku bawa kamu,yang pertama langsung kena penolakanpihak RS,kedua klini spesialis anak belum ada dokter datang,langsung ke RSCM sampe sana ndak bisa nak,disuruh bawa kamu ke Rumah Sakit Provinsi yang tempatnya lengkap alat,atau balik lagi ke rumah sakit peraya dengan bilang berbayar tidak menggunakan BPJS agar bisa dapat kamar,agar kamu bisa ditangani petugas. Minta kamu dirujuk ke RS Praya juga tidak bisa diterima katanya dokter.Trus disuruh kalau ada kenalan orang dalam agar cepat dapat anakmu katanya,sampai-sampai macam-macam tujuan saya telpon minta tolong,alhamdulillah dapat nomor keluarga yang bertugas datang menolong,tapi tidakpunn ada respon dari rumah sakit,tercapai sudah ayahmu carikan kamu kamar sayang,bahagia sekali ayahmu dapat tapi harus pasang infus,kemana-mana tempatmu dicarikan ndak ada bisa masuk infus itu. Hanya itu suaramu yang tidak bisa hilang yang memanggil mama dan ayah,seneng sekali aku menciummu waktu masih bangun anakku,senang sakali kamu panggil ayahmu,kenapa setelah berhenti dicium ayahmu kenapa langsung tinggalkan kami anak mas,anak soleh,anak sabar😭😭😭. (red.)”
Rumah sakit tersebut diduga menolak pasien yang membawa anaknya yang berumur 4 Bulan pada Rabu (12|10), namun orang tua korban tidak mendapatkan perilaku baik dari pelayanan rumah sakit
“Pertama saya ke RSUD tapi ditolak karena kamar sudah full, bahkan satpam juga turut menolak kami,” ungkap orang tua pasien Indra Itayani pada wartawan di rumahnya. Jumat, (14|10)
Setelah itu, ia mencoba kembali ke salah satu klinik di Praya, tapi tetap tidak membuahkan hasil, sehingga ia lanjut ke rumah sakit cahaya Medika (RSCM) Praya
Disana, ia diberikan pertolongan pertama dengan cara diberikan oksigen, namun selang beberapa menit diarahkan ke RSUD Praya Karena memiliki alat kesehatan yang lengkap
“Ibu ke RSUD saja, alat nya lengkap disana,” tutur Itayani
Bahkan pihak RSCM juga menyarankan agar menghubungi orang dalam jika ada. Setelah itu, ia langsung menghubungi kerabatnya di sana sehingga bisa mendapatkan kamar
“Saya langsung kembali ke rumah sakit ketika diberitahu ada kamar kosong,” terangnya
Sementara itu, Plt. Direktur RSUD Praya sekaligus Lalu Firman Wijaya mengatakan pihaknya turut berbela sungkawa atas meninggalnya Lailan Mahsyar Zainuddin yang sempat dibawa oleh orang tuanya berobat ke rumah sakit tersebut.
Pihaknya bersama sejumlah dokter melakukan konprensi pers dan menjelaskan bahwa kondisi ruangan UGD saat itu dalam proses perbaikan, sehingga mengakibatkan kapasitas ruangan menjadi minim dan tidak bisa memanfaatkan fasilitas tersebut serta membuat pelayanan juga ikut terganggu.
“Saat itu ruang IGD sedang penuh, terutama alat inkubator yang dimiliki rumah sakit ada tiga unit dan digunakan semuanya,” katanya.
Kemudian terkait dengan adanya orang dalam yang diduga melakukan jual beli kamar ia membantah hal tersebut. Dimana, ketika ada orang dalam, kamar yang tadinya penuh seketika kosonng
“Jika ada oknum-oknum yang melakukan jual beli kamar kasih tau saya,” ungkapnya Sabtu (15|10)
Selain itu, pihaknya menegaskan sudah melakukan pelayanan sesuai dengan SOP yang berlaku disana. (Riki)
