SKI | Jepara – Diskusi Ketua Kadin dan Yayasan PELUKJEPARA, Pelestarian Seni Ukir Harus Digarap Bersama, Pelestarian seni ukir Jepara, baik sebagai potensi budaya maupun sebagai kekuatan ekonomi lokal Jepara yang mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional harus digarap bersama. Hal tersebut disampaikan dalam diskusi antara Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jepara Andang Wahyu Triyanto dengan jejaran pengurus Yayasan Pelestari Ukir Jepara (PELUKJEPARA), Jumat (14/2-2025).
Dalam diskusi yang digelar di ruang pertemuan Caffe Andany Jepara dari unsur Yayasan PELUKJEPARA diwakili oleh Hadi Priyanto, Sutarya, Sutrisno, Ali Afendi dan Indria Mustika. Diskusi berlangsung produktif dan menghasilan sejumlah kesepakatan.
Menurut Andang Wahyu Triyanto, untuk dapat melestarikan seni ukir harus dilakukan secara sinergis, kolaboratif dan konsisten. “Semua fihak harus memiliki komitmen bersama untuk menjaga agar seni ukir dapat terus lestari,” ujar Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Jepara periode 2023-2028 ini.
Menurut Andang, disamping pemerintah di semua tingkatan, pengusaha, lembaga pendidikan, komunitas pelestari, perajin, seniman dan budayawan, para investor yang berusaha di Jepara juga harus diajak bergerak bersama untuk melestarikan budaya khas Jepara. “Apalagi seni ukir ini memiliki peran dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Andang Wahyu Triyanto yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah
Sementara Hadi Priyanto, Ketua Umum Yayasan PELUKJEPARA menjelaskan visi, misi dan program untuk melestarikan seni ukir Jepara. “Harapan kami ada program yang dapat dikerjasamakan dan dikerjakan bersama antar para pemangku kepentingan, termasuk dengan Kadin dan asosiasi lainnya” ujar Hadi Priyanto.
Hal senada juga disampaikan oleh Sutrisno, mantan guru seni ukir yang saat ini turut terlibat dalam penyusunan modul ajar seni ukir sebagai salah satu topik pembelajaran di SD maupun SMP. “Jika ingin melestarikan budaya, maka peran pendidikan sangat penting untuk memberikan fondasi rasa cinta dan bangga anak-anak kita, termasuk pada seni ukir,” ungkapnya
Sementara Indria Mustika mengungkapkan tentang pentingnya even-even kreatif untuk menumbuhkan minat para pelajar terhadap seni ukir maupun potensi Jepara yang lain seperti tenun dan batik Jepara. “Jika terencana dengan konsep yang benar, even kreatif memiliki peran terhadap tumbuhnya rasa cinta anak-anak kita dan sekaligus sebagai media promosi” ujar pengelola Craft & Craft Gallery SMKN 2 Jepara ini.
Sedangkan Ali Afendi menyebut lomba ukir yang dilakukan secara rutin dan berjenjang para menjadi pintu masuk munculnya kecintaan anak pada seni ukir. “Harapan kami lomba ukir dapat menjadi kalender tahunan,” ujar Ali yang sering menjadi instrukur ukir di berbagai kota di Indonesia seperti Aceh, Kalimantan, Ngawi dan Blora.
Sutarya, Dosen Unisnu Jepara mengaku memiliki optimisme terhadap pelestarian seni ukir Jepara. “Salah satu, kuncinya adalah menjaga kualitas produk, diantaranya dengan desain yang memiliki kekuatan menembus pasar global,” tuturnya. (Hani K)