SKI| Lombok Tengah- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lombok Tengah hari ini (Selasa, red) melakukan sidang paripurna terkait dengan Laporan Badan Anggaran DPRD Kabupaten Loteng anggaran pendapatan dan belanja Daerah tahun anggaran 2022
Dalam penyampaiannya Ketua Dewan Ahmad Tauhid mengatakan bahwa, Sebagaimana seperti yang diketahui bersama bahwa pendapatan pemerintah pusat sangat tergantung pada peningkatan produksi barang dan jasa, yang menjadi sumber penerimaan PPN (pajak pertambahan nilai) dan PPH (pajak penghasilan).
Sedangkan pendapatan pemerintah provinsi sangat tergantung dari sektor transportasi berupa kepemilikan kendaraan (pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor), penggunaan bahan bakar (pajak bahan bakar kendaraan bermotor). Selain itu, sektor transportasi, pendapatan pemerintah provinsi juga bersumber dari pajak rokok dan air permukaan.
Sementara itu, pendapatan pemerintah kabupaten/kota sangat tergantung dari kunjungan wisatawan, karena wisatawan akan menginap di hotel dan makan di restoran dan lazimnya, pada daerah yang kunjungan wisatawannya tinggi, harga tanahnya cenderung tinggi, sehingga pendapatan PBB dan BPHTB juga cenderung tinggi.
Seperti halnya Kabupaten Loteng yang memiliki kontribusi terhadap sektor non pariwisata bagi pendapatan asli daerah sangat rendah, karena sebagian besar pajaknya menjadi kewenangan pemerintah pusat. Sedangkan peningkatan sektor pariwisata akan berdampak langsung bagi peningkatan pendapatan asli daerah.
“Kabupaten Loteng memiliki potensi seperti daerah-daerah lainnya yang telah lebih dahulu maju dalam mengembangkan sektor pariwisata, karena itu transformasi struktural perekonomian Loteng perlu dilakukan dengan meningkatkan persentase kontribusi sektor pariwisata bagi perekekonomian daerah dimana sektor pariwisata mampu menopang hampir 30% perekonomian daerah,” Ungkapnya
Lanjutnya bahwa, Di kabupaten Loteng kontribusi terhadap sektor pariwisata masih dibawah 1,5%. untuk meningkatkan kontribusi sektor pariwisata di Loteng, pemda perlu memberikan effort yang lebih intens karena kawasan ekonomi khusus (kek) mandalika dengan motogp-nya hanyalah trigger atau pemicu, bukan segala-galanya.
“Posisi mandalika sebagai kawasan khusus mesti dioptimalkan sebagai momentum kebangkitan ekonomi Tombok Tengah, khususnya sektor pariwisata. untuk mewujudkan hal tersebut, maka Lombok Tengah mesti menjadi daerah yang ramah investasi,” Terangnya
Namun, terkait dengan kendala lahan, kondusifitas keamanan daerah, dan peningkatan sumber daya manusia menjadi persyaratan kunci dalam meningkatkan pariwisata. Di samping itu, integrasi kawasan yang menyediakan paket lengkap antara destinasi pariwisata dengan sarana perdagangan, oleh-oleh, kuliner, dan hiburan perlu untuk dipertimbangkan dalam pengelolaan dan pemanfaatan ruang.
“Momentum bangkitnya pariwisata daerah melalui perhelatan WSBK dan MotoGP, jangan sampai hanya dinikmati oleh sekelompok orang, sedangkan penduduk lokal hanyalah menjadi penonton. mandalika dengan motogpnya bukanlah “malaikat penyelamat” yang akan menyelesaikan semua problem perekonomian Lombok Tengah,” Tegasnya (riki)