Dr. Agus, M.Si, : Kolaboratif Kunci Kesuksesan Program MBG

SKI | NTB – Kebijakan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah pusat mendapat tanggapan positif dari berbagai kalangan akademisi. Salah satunya dari Pakar analisis kebijakan publik bidang politik dari UIN Mataram, Dr. Agus, M.Si.

Menurut dia, kebijakan ini memiliki niatan yang sangat baik dari Pemerintah, yakni untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan gizi seluruh lapisan masyarakat serta memastikan akses pangan secara adil.

“Tentunya program ini juga dapat memberikan dampak signifikan dalam pencegahan stunting,” katanya, Senin (17/2/2025).

Selain itu, kata Agus, anak-anak usia dini juga sangat membutuhkan asupan gizi yang cukup demi mendukung tumbuh kembang yang optimal. Ibu hamil juga perlu menjadi prioritas agar kesehatan janin terjamin sejak dalam kandungan.

Pihaknya juga berharap kelompok lansia dan masyarakat miskin ekstrem juga perlu diperhatikan karena mereka cenderung mengalami keterbatasan dalam pemenuhan kebutuhan gizi secara mandiri.

“Program MBG juga harus mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” jelasnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Agus menyarankan agar implementasi program MBG berbasis pada pendekatan kolaboratif. Dalam hal ini Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai leding sektornya perlu meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota dan pelaksana program perlu menjalin kemitraan dengan sektor swasta, petani, peternak, serta masyarakat lokal guna memastikan pemenuhan pangan secara berkelanjutan.
Sehingga dengan demikian, kata dia, program ini tidak hanya meningkatkan kesehatan masyarakat tetapi juga memperkuat perekonomian lokal.

Untuk pemantauan dan evaluasi program kedepan menjadi faktor kunci dalam memastikan efektivitasnya. Pemerintah melalui BGN dan perwakilan di daerah diharapkan meningkatkan intensitas sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar mereka memahami pentingnya gizi seimbang dan berkelanjutan.

Tidak kalah penting, Agus menekankan agar pemerintah memanfaatkan pangan lokal yang bergizi dan menghindari impor, sehingga kebijakan ini turut memberikan manfaat langsung kepada petani lokal.

“Dengan adanya kebijakan MBG yang lebih terfokus, dikelola dengan baik, dan melibatkan berbagai pihak, diharapkan program ini dapat benar-benar berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat ketahanan pangan nasional,” pungkasnya. (Sul).