Enam Ribu Masyarakat NTB Telah Melaksanakan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

SKI | MATARAM – Program pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) instruksi dari Presiden Prabowo Subianto direspons cepat Pemerintah Provinsi NTB. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan NTB, Lalu Hamzi Fikri dalam podcast, Rabu (19/3/2025) di Mataram.

Ditegaskan dokter Fikri, program yang mulai dilaksanakan tanggal 10 Februari 2025 itu ada 177 Puskesmas dan sejumlah rumah sakit di NTB telah melayani pemeriksaan kesehatan gratis atau cek kesehatan gratis (CKG).

“Kalau kita di NTB sudah langsung action, dan posisi kita sekarang berada di warna hijau itu artinya berjalan,” tegasnya.

Katanya, program PKG atau CKG ini sangat baik bagi masyarakat. Sebab, sejak awal masyarakat telah mendeteksi penyakit melalui program CKG tersebut.

“Setau saya hal positif dan ini masuk dalam asta cita Prabowo-Gibran, dampak lain akan ada peningkatan kapasitas rumah sakit juga seperti di Kota Bima. Cek kesehatan gratis ini menurut kami sangat bermanfaat untuk masyarakat, sekarang kita bawa Indonesia sehat, NTB sehat bagaimana juga memastikan produksi orang sehat jangan sampai sakit. Kita kan di NTB juga menuju NTB emas,” tuturnya.

Bicara cek kesehatan gratis, kata dokter Fikri, program ini lebih awal menyasar masyarakat yang berulang tahun. Tapi pihaknya khawatirkan di bulan Agustus atau 31 Desember di sana biasanya banyak masyarakat berulang tahun.

“Tapi kita di NTB sudah 6 ribu lebih masyarakat telah melaksanakan cek kesehatan gratis, kalau persentasenya 60 persen adalah wanita,” ungkapnya.

Bicara kendala, setiap program baru pastinya ada kendala dan hambatan. Khusus pelaksanaan CKG ini, yang masih jadi kendala kurangnya sosialisasi. Lebih-lebih masyarakat sekarang lebih banyak menerima informasi melalui media social.

“Kendala lain soal sarpres bahkan SDM kita, sekarang masih bisa kami layani tapi kalau pas tanggal 31 Desember kami belum tahu, semoga tidak membludak,” harapnya.

“Kami juga berharap ada tempat khusus pelayanan bagi program CKG ini,” sambungnya.

Sesuai instruksinya, program pemeriksaan kesehatan ini menyasar bayi, remaja dan lanjut usia. Bayi berusia 6 tahun, anak sekolah usia 7 sampai 17 tahun dan 18 tahun ke atas bahkan Lansia.
Menurut dia, program ini positif terutama bagi kesehatan masyarakat agar mengetahui lebih awal penyakit yang diderita. Untuk itu nantinya bisa dilakukan intervensi lebih awal. Prinsipnya yang paling penting adalah sehat lebih utama dari pada tiba-tiba jatuh sakit.

“Kalau bicara progres data mendominasi trands banyak di Pulau Lombok yang melaksanakan PKG, tapi secara umum 10 kabupaten kota di NTB telah memulai program pemerintah pusat ini,” bebernya.

Disamping itu, dokter Fikri menambahkan yang paling penting dipikirkan pemerintah saat ini adalah dampak kepada tenaga kesehatan soal insentif mereka. Jangan sampai program ini ada kendala di tengah jalan ketika insentif bagi Nakes diabaikan.

“Tapi saya dengar kabar ini sedang dibahas, karena program ini kan baru kurang lebih sebulan berjalan,” ungkapnya.

Tanggapan IDI Wilayah NTB
Dalam podcast yang sama, Wakil Ketua II IDI Wilayah NTB Dokter Wahyu Sulistya Affarah mengaku mendukung program PKG ini. Pada prinsipnya, IDI NTB mendukung program ini dalam rangka mengembalikan marwah Puskesmas menjadi pusat kesehatan bukan pusat kesakitan.

“Sebelumnya ada banyak program preventif dari pemerintah tetapi rupanya gaya komunikasi dengan masyarakat yang kurang familiar digunakan, yang pentingkan lebih nyata dampaknya ya salah satunya pemeriksana gratis ini,” tegas dokter Farah.

Masukan dari dia, bahas promosi program juga harus menggunakan bahas mudah dimegerti masyarakat. Misalnya penyebutan medical cek up gratis, sebab lab swasta menyebut seperti itu dan didengar lebih bagus dan tepat.

Tanggapan forum peduli NTB Sehat
Ditambahkan Ketua Forum Peduli NTB Sehat, dokter Nurhandini Eka Dewi. Katanya, program ini sangat membantu masyarakat untuk lebih awal mengetahui kesehatan pribadi mereka.

“Bagaimana program ini dalam rangka orang bisa mencegah penyakit, program ini sangat membantu seseorang,” kata dokter Eka.

Dokter Eka melihat, program ini sangat bermanfaat untuk masyarakat dan jarang-jarang pemerintah berani mengambil kebijakan seperti. Sebelumnya, pernah ada program seperti gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) akan tetapi CKG dilihat akan lebih tepat lagi mengingat ini bicara pemeriksaan kesehatan langsung.

“Kebiasaan masyarakat kita kan kalau tidak sakit tidak berobat, dengan itu kita memulai mengubah mindset masyarakat untuk datang ke rumah sakit atau sarana kesehatan untuk dapat mengecek kesehatan mereka,” tuturnya. (Riki).