oleh

Filosofi Semut dan Gajah dalam Pilkada Kabupaten Bogor

SKI Bogor – Dalam konteks Pilkada Kabupaten Bogor, yang mengusung Rudi Susmanto dan Ade Ruhandi sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Bogor. Analogi “filosofi Semut melawan Gajah” ditafsirkan adalah semut mungkin bisa mengalahkan gajah, karena gajah yang terlalu jumawa dan pede tingkat tinggi bisa menang telak atas koalisi besar mereka, merujuk pada ketidakseimbangan kekuatan antara PDIP yang hanya satu partai mengusung Bayu Syahjohan dan Musyafaur Rahman sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Bogor dengan lawannya, yaitu koalisi 17 (tujuh belas) partai yang dipimpin oleh Gerindra, Golkar, Demokrat,PKB,PPP dst.

Dalam cerita rakyat, semut dianggap kecil dan lemah, sementara gajah besar dan kuat. Namun, dengan strategi yang tepat, semut bisa saja menaklukkan gajah yang sedang lengah karena kegemukannya.

Analogi ini bisa dipahami bahwa meskipun PDIP hanya satu partai dan melawan koalisi tujuhbelas partai bisa saja dikalahkan, dan PDIP dapat menjadi kekuatan yang tangguh jika mereka bersatu dan merencanakan dengan baik. Ini menunjukkan bahwa dalam politik, bukan hanya kekuatan individual yang penting, tetapi juga bagaimana aliansi dan strategi dapat mempengaruhi hasil pemilihan.

Filosofi ini juga mencerminkan realitas politik yang dinamis, di mana aliansi yang lebih kecil namun bersatu dapat menjadi penantang serius terhadap kekuatan politik yang dominan. Pertarungan dalam Pilkada Kabupaten Bogor ini mencerminkan betapa pentingnya kerja sama dan strategi dalam menghadapi kekuatan politik besar.

Teori yang mengemukakan bahwa “Koalisi Kecil Dapat Mengalahkan Koalisi Besar” lebih berkaitan dengan dinamika politik praktis dan bukan berasal dari satu ahli atau teori tunggal. Namun, beberapa pemikir politik dan ilmuwan telah mengembangkan konsep yang mendukung gagasan ini dalam konteks koalisi dan aliansi. Beberapa tokoh dan teori yang relevan antara lain:
*William H. Riker Theory of Coalitions*. Dalam bukunya *The Theory of Political Coalitions (1962)*, ia menjelaskan bahwa koalisi politik tidak selalu didasarkan pada kekuatan terbesar, tetapi lebih kepada pembentukan aliansi yang optimal dan efisien untuk mencapai tujuan politik. Riker menyebutkan bahwa sering kali koalisi minimal yang cukup untuk memenangkan kekuasaan dapat lebih berhasil daripada koalisi yang terlalu besar dan rumit.

*Robert Axelrod Axelrod dalam bukunya The Evolution of Cooperation* (1984) membahas bagaimana kerja sama di antara aktor yang lebih kecil dan lemah bisa efektif dalam mengalahkan lawan yang lebih kuat jika dilakukan dengan strategi yang tepat, seperti *Tit-for-Tat*, di mana kerja sama dibalas dengan kerja sama dan pengkhianatan dibalas dengan pengkhianatan.

*Bruce Bueno de Mesquita* Dalam karya-karyanya, Mesquita membahas strategi-strategi politik yang efektif, termasuk bagaimana kelompok kecil dengan strategi cerdas dapat memenangkan pertempuran melawan kelompok besar yang tidak terorganisir atau tidak memiliki strategi yang kuat.

Dalam konteks politik praktis, kemenangan koalisi kecil atas koalisi besar seringkali terjadi karena fleksibilitas, disiplin, dan fokus yang lebih baik, serta pemilihan isu dan strategi yang tepat.

(Harun.ST.M.I.Kom Penulis adalah Magister Ilmu Politik Univ Moestopo Jakarta).