SKI| Lombok Tengah – Gedung Sekolah Dasar Negeri di SDN Tuban Dusun Karang Baru, Desa Segala Anyar, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah ambruk.
Gedung sekolah yang dibangun 45 tahun silam itu tiba-tiba ambruk dan membuat Guru serta para siswa berlari ketakutan.
Diketahui bahwa gedung sekolah dasar tersebut sudah lama rusak tapi belum pernah tersentuh oleh pemerintah baik Kabupaten maupun Provinsi.
Kepala Sekolah Dasar Negeri Tuban Wirabakti menuturkan bahwa, pihaknya sudah seringkali dipanggil oleh Dinas soal rusaknya sekolah tersebut.
Namun sampai sekarang tak kunjung ada perhatian dan perbaikan dari Dinas setempat.
“Sering kita di suruh kumpul tapi hanya janji saja,” katanya Selasa (9|5).
Dilanjutkan bahwa, kondisi gedung sekolah yang sudah tidak tempat itu membuat prihatin sisea, terlebih pada musim penghujan siswa kedinginan Karena belajar di garansi atau parkiran sekolah.
“Kita prihatin kalau saat hujan, siswa kedinginan karena belajar di luar,”
Disamping itu, dengan kondisi gedung saat ini membuat kepala sekolah khawatir wali siswa pindahkan anak-anaknya ke sekolah lain.
“Kemarin saat ambruk pernah ada orang tua siswa yang datang dan bilang akan pindahkan anaknya ke MI,” tuturnya
Wirabakti menjelaskan bahwa, Gedung sekolah yang rusak tersebut sebanyak 4 ruang, 3 ruang kelas dan 1 ruang guru.
“Itu kan karena bangunan lama, sejak berdiri tidak pernah diperbaiki hanya genteng nya saja yang diganti,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Desa Segala Anyar Zaini merasa prihatin melihat kondisi sekolah yabg rusak tersebut.
Ia mengetahui hal ittu sejak dirinya menjabat sebagai Kepala Desa PAW beberapa waktu lalu.
“Saya tau itu dari Januari 2023 saat Desa Segala Anyar membuat profil desa menemukan sarana pendidikan di sana mengalami kerusakan,” katanya.
Ia mempertanyakan, apakah kerusakan tersebut akibat terlambat nya pelaporan atau memang karena atensi dari pemerintah d.i bidang pendidikan belum maksimal.
“Kita minta pemerintah memperhatikan kondisi sekolah itu, terlebih saat ini pemerintah sedang memfokuskan untuk pendidikan dan kesehatan,” terangnya.
“Gimana mau munculkan generasi penerus jika kondisi pendidikan kita seperti itu,” tegasnya.
Sehingga, tidak bisa berbicara bagaimana memaksimalkan pendidikan jika kondisi sarana prasarana pendidikan saja seperti itu.
“Jika kita ingin melihat penerus generasi pendidikan yang maksimal, maka maksimalkan juga Gedung dan sarana prasarana yang ada,” pungkasnya. (Riki)