SKI l Lombok Timur-Puluhan mahasiswa Lombok Timur yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) Lotim melakukan aksi ke kantor Bupati,Polres dan DPRD Lotim,Senin (11|4). Dengan mengangkat isu nasional sampai dengan kondisi yang terjadi di Lotim.
Seperti halnya isu daerah dengan menjamurnya ritel modern di Lotim dimasa pemerintahan Sukiman-Rumaksi (Sukma). Karena dianggap merugikan para pedagang kecil yang ada di daerah ini.Begitu juga mengenai masalah tambak dan tambang di Lotim.
Bahkan para massa aksi menyemprot Bupati Lotim saat menyampaikan orasi di depan kantor Bupati Lotim. Karena dianggap sebagai pihak yang bertanggungjawab atas menjamurkan ritel modern di Lotim sampai ke pelosok.
” Bupati Lotim harus bertanggungjawab atas menjamurnya ritel modern di Lotim,” kata orator aksi,Yandis dalam orasinya dengan semangat berapi-api.
Massa aksi juga meminta kepada Bupati Lotim seharusnya memperjuangkan keberadaan para pedagang kaki lima maupun UMKM di Lotim.
Bukan malah justru sebaliknya memberikan ijin kepada ritel modern,sehingga tentunya Bupati Lotim kami menilai tidak konsisten dan konsekwen atas pernyataannya.
” Katanya pak Bupati tidak akan memberikan ijin penambahan ritel modern di Lotim selama memimpin, tapi kenapa justru malah sebaliknya maka itu yang kami pertanyakan pada aksi ini,” tegas Yandis lagi dalam orasinya.
Aksi yang mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian tersebut, dengan menyampaikan aspirasi di depan kantor Bupati Lotim,lalu melanjutkan ke kantor DPRD Lotim.
Namun di kantor Bupati Lotim tidak ada yang menerima massa aksi dengan melanjutkan menyampaikan aspirasinya sebagaimana tuntutan massa aksinya.
Kemudian di kantor DPRD Lotim massa menyampaikan aspirasinya dengan diterima Ketua DPRD Lotim,Murnan. Dengan menjelaskan apa yang menjadi tuntutan dan aspirasi massa aksi tentunya akan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang ada.
Setelah puas menyampaikan aspirasi lalu massa aksi membubarkan diri dengan tertib dengan berjanji akan melakukan aksi dengan massa lebih besar lagi kalau apa yang menjadi tuntutannya tidak direspon.(Sam).