SKI, Jakarta – Peningkatan Keterwakilan Perempuan diposisi pengambilan keputusan, merupakan salah satu target dari Sustainable Development Goal (SDG) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya target 5.5, Tujuan 5 Kesetaraan gender. Idealnya, Pemilu 2019 merupakan peluang besar meningkatkan keterwakilan di Parlemen.
Terlebih melihat fakta, semua partai politik menempatkan lebih dari 30% perempuan dalam daftar Calon anggota legislatifnya. Namun fakta lain menunjukkan, bahwa sejak dimulainya tahapan kampanye, September 2018, isu Keterwakilan Perempuan kurang menjadi perhatian publik, dalam skala nasional. Perhatian publik dan media, lebih terpusat pada calon Presiden, dibandingkan pada calon legislatif. Karena Pemilu 2019, merupakan Pemilu pertama yang diselenggarakan secara serentak, menggabungkan pemilihan anggota legislatif dengan pemilihan Presiden.
Surutnya perhatian publik dan media terhadap isu Keterwakilan Perempuan di Parlemen, menjadi tantangan serius bagi Koalisi Perempuan Indonesia untuk mendorong peningkatan jumlah Caleg Perempuan yang terpilih dalam Pemilu 2019 nanti. Serangkaian kemajuan dan kegagalan dalam memperjuangkan Hak-hak Perempuan di tahun 2018 perlu direfleksikan dan dipetik pembelajaran, guna mengatur strategi dan memelihara harapan mencapai keberhasilan perjuangan perempuan di tahun 2019 sebagai tahun politik, maka Koalisi Perempuan Indonesia membuat Catatan Awal Tahun 2019.
Sehubungan dengan CAWALU 2019 Koalisi Perempuan Indonesia, mengadakan Diskusi publik di salah satu Cafe di Jakarta, Selasa, (23/01/2019) mengangkat tema : ‘Tahun Politik Dan Masa Depan Perempuan’.
Pembicara yaitu, Dra. Ani Soetjipto,MA , Akademisi UI, Yosi Diana Tresna dari Bappenas RI dan Dian Kartikasari , Koalisi Perempuan Indonesia.
Koalisi perempuan Indonesia fokus pada 7 isu penting yakni, Hukum & legislasi, SDG , perlindungan sosial dan layanan dasar, radikalisme dan ekstremisme, perempuan dan desa membangun, kelompok rentan, pilkada dan pemilu 2019 serta hubungan internasional.
“Kini perhatian publik lebih terfokus ke pilpres , memilih presiden dan wakilnya. Kurang memperhatikan lagi keterwakilan perempuan , begitupun dari segi kualitas kurang diperhatikan karena masing-masing partai cuma memenuhi kuota dipartainya 30% perempuan,” papar Dian Kartikasari.
“Banyak pula perempuan yang memilih golput karena kurangnya pengetahuan tentang politik dan demokrasi hingga enggan menggunakan hak pilihnya,” imbuh Dian Kartikasari.
“Marilah menggunakan hak pilih kita jangan golput agar pesta demokrasi berjalan sesuai harapan. Pemilu 2019 dilaksanakan secara serentak di dalam dan luar negeri. Diselenggarakan di 34 provinsi, 514 kabupaten/kota dan 7.201 kecamatan 83.405 kelurahan/desa. Serentak untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPR, DPRD Provinsi , DPRD Kabupaten Kota dengan jumlah partai politik mencapai 16 partai nasional dan 4 partai lokal Aceh. Semoga dengan Pemilu 2019 membawa Indonesia ke arah yang lebih baik,” pungkas Dian.
Penulis : Fri
Editor : Red SKI
Komentar