Korem 071/Wijayakusuma Dukung Festival Dalang Anak dan Remaja Se-Eks Karesidenan Banyumas

Dikatakan, selama orang bertuhan itu berarti boleh hidup di Indonesia. Bertuhan dalam artian yang positif, agama apapun boleh namun tidak boleh menghujat agama lain dan bahkan ada hujatan-hujatan sesama muslim.

Wakil Bupati menghimbau agar hal seperti itu tidak terjadi di NKRI, seperti halnya dengan wayang yang ditengarai oleh banyak orang dibid’ah-bid’ahkan. Wakil Bupati tidak setuju akan hal itu, hal ini karena wayang kulit adalah budaya warisan adiluhung bangsa sebagai penanaman nilai-nilai kehidupan masyarakat bangsa Indonesia.

“Kita tidak anti budaya asing, akan tetapi kita harus mengutamakan budaya kita sendiri budaya NKRI”, tegasnya.

Sadewo berharap, festival dalang anak dan generasi muda ini dapat dilaksanakan setiap tahunnya sebagai tameng agar budaya bangsa wayang kulit ini tidak diambil bangsa lain serta untuk menangkal keterpengaruhan generasi muda akan budaya luar. “Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat menuntun warisan dari wayang khususnya menuju kelestarian dan terwariskan baik kepada anak cucu kita. Saya berharap, festival wayang ini dapat memperdalam kecintaan kita terhadap budaya asli daerah kita”, harapnya.

Menurut Sadewo, begitu luhur makna yang terkandung dalam wayang dan sangat disayangkan apabila makna ini hilang begitu saja tergerus kemajuan jaman. Hal ini, karena orang lain banyak yang mengambil dari budaya kita.Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau 17 ribu lebih, dengan berbagai ragam suku bangsa, agama, adat istiadat dapat dipersatukan dalam satu bingkai NKRI dengan Bhinneka Tunggal Ikanya dan dasar negara Pancasila. Tidak seperti yang terjadi saat ini diwilayah Timur Tengah, walaupun kental dengan agama, namun bila tidak diimbangi dengan adanya budaya bangsa dapat menimbulkan perpecahan dalam satu bangsa. Budaya suatu bangsa, disamping agama dan kultur ataupun etnis, sangat diperlukan guna memperkokoh kedaulatan negara”, paparnya.

Festival dalang se-eks Karesidenan Banyumas, diikuti para dalang-dakang muda dari berbagai wilayah di eks Karesidenan Banyumas dan bahkan dari luar wilayah eks Karesidenan Banyumas.