Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang Berpotensi Jadi Lapas Medium Security

SKI, Tangerang – Lembaga Pemasyarakatan Pemuda Kelas IIA Tangerang (Lapas Pemuda Tangerang), Lapas Pemuda Tangerang Unit Pelaksana Teknis di bawah naungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten yang juga menjadi salah satu cagar budaya di Kota Tangerang, Pada hari ini, kamis 13 Juni 2019 dikunjungi oleh 7 jabatan fungsional pembimbing kemasyarakatan (JF PK) muda Bapas , 6 jabatan fungsional pembimbing kemasyarakatan(JF PK) pertama Bapas & Sri dari Ditjen Pas Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Madya serta Herlin perwakilan dari Center For detention studies (CDS).

Kunjungan ini berfokus pada penataan management pemasyarakatan yang mendukung program revitalisasi secara masif yang bertujuan untuk menyempurnakan program yang telah direncanakan sebelumnya bahwa Lapas Pemuda Tangerang telah dipercayakan akan menjadi Lapas Medium Security.

Kegiatan ini sendiri dilaksanakan di ruang kuliah kampus kehidupan yang dihadiri juga oleh kalapas Jumadi beserta jajarannya.

Direktorat jendral pemasyarakatan sedang membuat instrumen screening penempatan narapidana baik di maksimal, medium, minimum Security. Instrumen ini sudah 2 kali uji fungsi. Yang pertama di Lapas Cipinang, kemudian ini yang ke-2 di Lapas Tangerang, Lapas pemuda Tangerang, Rutan Depok & Lapas Bekasi.

Tujuannya untuk memperoleh masukan apakah instrumen ini sudah bisa digunakan oleh pembimbing pemasyarakatan dimana kesulitannya, kendalanya. Dari hal ini kita akan finalisasi dan memfasilitasi instrumen ini. Setelah itu akan di training of trainer ke seluruh Indonesia. Pilot project ini akan diberlakukan di Banten & Jawa Barat.

Jika sudah final, ketika dibawa ke Direktorat Jendral pemasyarakatan untuk dilegalisasi dan para pemberi kebijakan setuju, maka sistem tersebut akan dipakai, terlepas akan direvisi atau disempurnakan setidaknya kita sudah punya dulu yang ini. Hal ini yang akan membaca narapidana ketika dia masuk, dia akan ditempatkan dimana? Apakah di maksimal, medium, atau minimum security. Hal ini dinilai berdasarkan keamanan dan resiko dari narapidananya tersebut. Ujar Herlin dari center for detention studies.

Sri dari Ditjen PK Madya menambahkan. Kita senang sekali dengan adanya dukungan seperti ini, karena pada saat di pelaksanaan setidaknya Lapas yang narapidananya akan di assesment sudah paham apa yang harus dilakukan, ketika pihak dari Bapas akan datang kesini hal yang kurang dipersiapkan tidak akan terjadi lagi.

Harapannya agar lebih baik lagi. Dengan beberapa tempat yang dijadikan uji petik ada suatu keuntungan sendiri. Sebab pada saat pelaksanaan real nanti sudah ada pengalaman.

Dikesempatan yang sama, Jumadi selaku kepala lembaga pemasayarakatan pemuda Tangerang mengucapkan terimakasih kepada direktorat atas kepercayaan yang telah diberikan sehingga saya berserta jajaran akan memaksimalkan program direktorat Jenderal untuk dapat menjadikan Lapas pemuda Tangerang sebagai pilot project Lapas medium dan sebagai role model untuk Lapas rutan seluruh Indonesia karena pada saat ini dilapas pemuda telah terbentuk kampus kehidupan yakni program perkuliahan untuk warga binaan pemasyarakatan. Sehingga ketika mereka keluar, mereka mendapatkan masa depan yang lebih baik. (Red SKI).

Komentar