SKI| Tangerang – Lembaga Pemasyarakatan Pemuda Kelas IIA Tangerang (Lapas Pemuda Tangerang), Unit Pelaksana Teknis di bawah naungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten yang juga menjadi salah satu cagar budaya di Provinsi Banten, hari ini menggelar pelatihan olahraga prestasi Mixed Martial Arts (MMA) dan Jiu Jitsu kepada para mahasiswa Kampus Kehidupan. Pelatihan ini menghadirkan Prof. Leandro Ataides, atlet MMA ONE Championship dan Juara Dunia Brazilian Jiu Jitsu. Kegiatan ini juga didampingi oleh Syamsul Hidayat A.R. selaku Kepala Sub Seksi Registrasi Lapas Pemuda Tangerang dan Gilang Riflianto selaku Kepala Sub Seksi Bimkemaswat Lapas Pemuda Tangerang
Dalam acara yang digelar di Ruang Kelas Kampus Kehidupan Lapas Pemuda Tangerang, sabtu siang (26/10) ini, Leandro memberikan coaching clinic kepada para mahasiswa Kampus Kehidupan. Selain itu, Leo – sapaan akrab Leandro Ataides – juga mengajarkan langsung beberapa gerakan kunci yang berhasil mengantarkannya menjadi juara dunia Brazilian Jiu Jitsu.
Menanggapi hal ini, Syamsul Hidayat A.R. berharap agar para mahasiswa bisa mengambil ilmu yang diberikan oleh Leandro Ataides, agar bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Namun, Syamsul juga mewanti-wanti agar ilmu ini tidak dipakai untuk membuat kericuhan di Lapas, melainkan hanya untuk hobi dan bela diri saja.
“Kami terus menyiapkan mereka (mahasiswa Kampus Kehidupan) agar bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama. Kegiatan ini banyak sekali ilmunya, karena pakarnya langsung yang memberikannya. Kami juga berharap agar mereka bisa terus belajar dengan baik dan bisa memiliki bekal ilmu yang bermanfaat yang bisa dimanfaatkan mereka ketika bebas kelak. Namun, jangan sampai ilmu ini digunakan untuk hal-hal yang tidak baik,” ujar Syamsul Hidayat A.R..
Selain menggelar pelatihan olahraga prestasi Mixed Martial Arts (MMA) dan Jiu Jitsu kepada para mahasiswa Kampus Kehidupan, Lapas Pemuda Tangerang juga terus mendorong para mahasiswa Kampus Kehidupan agar bisa mandiri setelah bebas kelak. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pelatihan yang telah dan akan diberikan kepada mereka.
Kampus Kehidupan merupakan program perkuliahan sarjana (S1) bagi Narapidana di Lapas Pemuda Tangerang, hasil kerjasama antara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) dan Universitas Islam Syeikh Yusuf Tangerang (UNIS). Kampus Kehidupan sendiri diikuti oleh sebanyak 33 orang narapidana perwakilan dari 33 propinsi di Indonesia. 33 orang narapidana tersebut kini sedang menempuh pendidikan di Fakultas Hukum UNIS selama 4 (empat) tahun sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk Program Sarjana (S1).
Kedepannya, para narapidana terpilih ini tidak hanya menerima pendidikan sarjana saja, tetapi juga akan mendapatkan pendidikan profesi advokat, sehingga lahirlah advokat-advokat yang berasal dari Warga Binaan Pemasyarakatan. (Red SKI).
Komentar