- Kontroversi rohingya di indonesia
Belakangan ini sedang hangat diperbincangkan tentang warga rohingya, bukan karena kasus kemanusiaannya di myanmar akan tetapi timbulnya polemik baru di kalangan masyarakat indonesia. Setelah bertahun-tahun menerima dengan lapang dada, masyarakat indonesia khususnya warga aceh sebagai tempat persinggahan atau pengungsian para etnis rohingya tersebut, kini menolak kedatangan ribuan pengungsi rohingya. Tentu ini menjadi tanda tanya besar ? ada apa sehingga warga aceh menolak jeras kedatangan pengungsi rohingya?
Polemik ini banyak menuai pro dan kontra ditengah khalayak luas khususnya di sosial media. Banyak yang bertanya-tanya tentang hal itu, namun tak sedikit juga masyarakat yang mendukung aksi yang dilakukan oleh warga aceh tersebut. Penolakan yang dilakukan oleh warga aceh bukan tanpa alasan, banyak dari pengungsi yang berprilaku tak senonoh atau tak jarang mereka juga menimbulkan polemik baru di tengah masyarakat. Perilaku ini sangat jauh menggambarkan seorang muslim, begitu persepsi para warga sekitar. Banyak kemudian pengungsi ini yang melarikan diri dari camp pengungsian, Terhitung sejak 26 Oktober hingga 7 Desember 2023, 30 orang pengungsi Rohingya telah melarikan diri dari kamp pengungsian di Kota Lhokseumawe, Aceh Utara. Ini bukan kali pertama kejadian serupa terjadi, seperti telah direncanakan sejak awal, kejadian ini terus dilakukan secara berulang. Kontroversi etnis rohingya tak berhenti sampai disitu, mengutip dari laman indozone, Seorang pengungsi Rohingya berinisial RU ditangkap polisi karena memperkosa anak di bawah umur yang berada di kamp penampungan sementara di Padang Tiji, Pidie, Aceh pada Juli 2023. Pelaku pemerkosaan itu dalam aksinya mengancam korban dengan sebilah pisau agar tidak banyak suara dan dilakukannya saat orang tua korban sedang berada di luar barak. Masih banyak motif tindak kriminal lain yang dilakukan pengungsi rohingya selama di aceh, seperti perdagangan manusia, narkoba dll.