SKI|Bogor-Wayang Bambu merupakan salah satu jenis wayang yang diakui di Indonesia sebagaimana jenis wayang lainnya seperti wayang golek, wayang kulit, wayang orang dan lain-lain. Wayang bambu merupakan wayang asli kota Bogor yang pertama ditemukan dan digagas menjadi salah satu jenis wayang di Indonesia oleh seorang seniman dan budayawan asli putra daerah yaitu Ki Drajat Iskandar pada tahun 2000 (21 thn lalu-red.).
Ki Drajat pada saat ditemui di Padepokan Wayang Bambu yang beralamat di Kampung Cijahe Kelurahan Curug Mekar Kecamatan Semplak Kota Bogor, Minggu (05/12/2021), menyampaikan latar belakang sejarah serta visi dan misi berdirinya wayang bambu yang digagasnya.
“Wayang bambu berdiri dan kami gagas 21 tahun lalu yaitu pada tahun 2000 ditempat ini, saya bersama anak-anak muda lainnya saat itu terinspirasi dari permainan waktu kecil membuat wayang-wayangan dari bahan batang daun singkong. Kemudian kami mencoba berinovasi dengan menggunakan bahan dari bambu yang ada disekitar lingkungan kami ini yang pada waktu itu masih kampung dan masih terlihat hamparan sawah yang luas, sekarang sudah menjadi perumahan dengan hunian yang padat,” ujarnya.
“Intinya visi dan misi kami adalah mencoba untuk menyelamatkan generasi muda dari pengaruh teknologi seperti gadget yang sangat terasa dampaknya dalam kehidupan kita sehari-hari, dengan adanya wayang bambu kami mencoba mengenalkan dan mengingatkan generasi muda agar tidak melupakan seni dan budaya peninggalan lelehurnya,” lanjut ki Drajat.
“Kami para pelaku seni dan budaya yang ada di daerah mudah-mudahan bisa tetap eksis ditengah situasi pandemi seperti ini yang belum kunjung berakhir. Kami ingin menjadikan tontonan ini menjadi suatu tuntunan bagi generasi muda,” lanjutnya.
“In Sya Alloh dengan adanya Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Bogor Raya, kita bisa bersinergi untuk mempertahankan eksistensi para pelaku seni budaya yang ada di Bogor ini. Kami juga berharap khususnya kepada KSBN agar sinergitas yang kita bangun ini bukan hanya suatu wacana atau seremonial saja, selain program kami juga butuh bukti apa yang bisa kita lakukan untuk para pelaku seni dan budaya serta masyarakat yang ada di Bogor,” harapnya.
“Ada suatu istilah, budaya merupakan cerminan suatu bangsa, apabila budaya suatu bangsa rusak maka bersiaplah bangsa itu akan rusak. Maka kami bersama KSBN Bogor Raya bismillah kedepannya bisa mewujudkan harapan para pelaku seni dan budaya yang ada di Bogor Raya,” pungkasnya. (UT)