SKI | JEPARA – Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta menerima audiensi Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kabupaten Jepara di Ruang Kerjanya, Senin, (9/12/2024).
Andi Setyawan, Ketua HMI Jepara periode 2024 – 2025 mengatakan jika kedatangannya ini selain untuk silaturahmi juga untuk mendiskusikan sejumlah permasalahan di Jepara utamanya pada sektor industri dan ketenagakerjaan dan potensi yang ada di kabupaten Jepara.
“Anak muda di Jepara cenderung tidak mau bergelut di industri ukir dan mebel. Padahal itu salah satu ciri khas Jepara, selain dari potensi wisata,” ungkapnya.
Andi memahami bahwa di era sekarang anak muda cenderung menginginkan pekerjaan yang instan dan memiliki upah yang sesuai. Sedangkan di sisi lain, kemampuan industri mebel kebanyakan belum mampu mencapai hal tersebut.
Lebih lanjut, Andi menerangkan bahwa industri mebel dan ukir yang memerlukan skill dan proses yang cukup rumit kurang diminati generasi muda. Selain itu perdagangan mebel yang cukup lesu membuat beberapa produsen belum mampu mengupah karyawannya sesuai dengan upah minimum yang telah ditetapkan pemerintah.
“Saya selaku pelaku juga mengalami bahwa industri mebel ini memerlukan keterampilan dan modal yang cukup besar, sehingga menjadi kendala para pemuda untuk meneruskan industri ini,” ujar Andi.
Menanggapi hal tersebut, Edy Supriyanta menyampaikan bahwa saat ini pemerintah telah memasukkan seni ukir sebagai materi pembelajaran muatan lokal mulai dari SD, SMP, hingga SMA/SMK di Jepara. Upaya tersebut menurut Edy merupakan bentuk kepedulian terhadap kelestarian seni ukir di Jepara.
“Di SMK N 2 Jepara juga ada jurusan khusus ukir dan ada ruang pamernya. Ini kami harapkan dapat menarik minat generasi muda, dan calon konsumen bisa langsung melihat di galeri,” kata Edy.
Terkait dengan upah para pengukir, Edy mengaku prihatin dan akan mengupayakan agar para pengrajin seni ukir mendapatkan upah yang sesuai dengan kerumitan hasil karyanya. Ia meminta HMI untuk melakukan kajian guna membantu pemerintah dalam melestarikan ukir khususnya bagi generasi muda dan langkah-langkah untuk mensejahterakan para pengukir dan selalu bisa mandiri.
“HMI kami harap bisa membuat kajian nanti akan dibantu Bappeda dan dinas terkait, ini masukan yang bagus,” jawabnya.
Selain itu, Edy Supriyanta juga mendorong supaya generasi muda untuk memanfaatkan teknologi seperti website, marketplace, dan media sosial untuk membantu memasarkan seni ukir Jepara. Dirinya mencontohkan agar para pengukir muda melakukan siaran langsung proses pengukiran melalui media sosial agar menarik calon konsumen. (Hani K).