SKI | Jakarta – Proyek konstruksi saluran Jl. Pulomas Utara, Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur menjadi sorotan banyak kalangan karena ada indikasi dikerjakan tidak sesuai spesifikasi.
Selesai dikerjakan, proyek disebut meninggalkan kerusakan trotoar dan akses jalan ke rumah warga sekitar.
Proyek yang sudah selesai dikerjakan pelaksana PT. Putra Sanggul Mas dengan nilai Rp. 874.133.500,00 itupun dikatakan layak dibongkar ulang.
Salah seorang warga di lokasi proyek, Haris, mengatakan bahwa ada dugaan pembangunan konstruksi saluran tidak dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis dan layak dibongkar ulang.
Sebab, kata dia, sewaktu mengerjakan proyek, pelaksana terkesan tergesa-gesa menutupi kekurangan yang terjadi. Galian dikejakan asal jadi, terlihat miring sehingga berdampak pada pemasangan saluran u-ditch.
“Pemasangan uditch terlihat tidak rata, tampak uditch tidak saling mengunci dan terlihat tidak rapi, bahkan ada yang pada pecah,” kata Haris kepada awak media di lokasi proyek, beberapa waktu lalu.
Ia juga mengaku tidak mengetahui air di saluran dialiri ke timur atau ke barat. Pasalnya, uditch terpasang ada yang lebih tinggi ke timur, ada yang lebih tinggi ke barat.
Kemungkinan, katanya, pengaruh galian awal yang tidak terarah.
Ia juga merasa kecewa kepada pelaksana proyek karena jalan masuk ke rumahnya yang dirusak tidak diperbaiki setelah uditch terpasang.
Padahal, ia sudah meminta diperbaiki mandor. “Kami sudah bilang ke mandornya agar dirapihin, jawabnya entar-entar mulu, namun sampai saat ini belum diperbaiki, malah mereka sudah menghilang sekarang,” ujar Haris kesal.
Hal serupa dibenarkan salah seorang security komplek perumahan Hakim Pulomas Utara, mengaku bernama Zaenal. Menurutnya, proyek saluran tersebut tidak bermanfaaat.
“Hanya membuat rusak jalan dan trotoar. Akses jalan masuk perumahan hakim yang telah dirusak dibiarkan begitu saja,” ujar Zaenal.
Pantauan awak media, saat pengerjaan proyek, tutup saluran uditch di kiri dan kanan ditimbun menggunakan tanah bekas galian.
Beton penutup uditch menggunakan adukan semen dan tanah galian. Para pekerja tidak memakai alat pelindung diri (APD).
Ketika ditanya lewat pesan whatsapp, pelaksana penanggung jawab proyek dari PT. Putra Sanggul Mas, Farhan menjawab singkat saja. “Saya akan bicarakan dengan Bos,” jawabnya via whatsapp, Jumat (25/10/2024).
Sementara, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Sudin SDA Jakarta Timur, Saugi, tidak menjawab ketika dikonfirmasi. Kepala Suku Dinas Abdul Rauf juga belum berhasil dikonfirmasi wartawan. (Sahala T P)