SKI | Jakarta – Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Pusat, Slamet Riyadi, mengungkapka pentingnya kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk jurnalis, dalam mengedukasi dan mensosialisasikan program-program lingkungan dari pemerintah.
“Tanpa dukungan teman-teman wartawan, sulit bagi kami untuk menyampaikan program-program kepada masyarakat luas,” ujar Slamet saat menerima audiensi silaturahmi Kelompok Kerja (Pokja) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Walikota Administrasi Jakarta Pusat, di kantornya, Kamis (22/12/2024).
Dalam kunjungan silaturahmi Pokja PWI, Slamet mengungkapkan sejumlah program yang telah dan akan dijalankan untuk mendukung pengelolaan sampah dan menjaga kualitas lingkungan hidup di wilayahnya.
“Alhamdulillah, program-program kita berjalan dengan baik, meskipun masih ada beberapa target yang harus diselesaikan, seperti pembangunan fasilitas pengelolaan sampah yang sedang kami usahakan agar rampung tepat waktu,” katanya.
Slamet menyampaikan bahwa salah satu fokus adalah peningkatan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah.
Dikatakan, warga yang telah memilah sampah dan menjadi anggota bank sampah, akan dibebaskan dari tarif pengolahan sampah.
“Warga yang tidak memilah akan dikenakan tarif, sedangkan yang sudah memilah akan dinolkan. Ini sebagai insentif agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah,” jelasnya.
Tarif pengolahan sampah akan diberlakukan bertahap, dengan nominal berkisar antara Rp.10.000 hingga Rp.30.000 per bulan, tergantung daya listrik rumah tangga.
Program didukung dengan sosialisasi intensif kepada masyarakat melalui pengurus rukun tetangga / rukun warga dan pendamping lingkungan.
Pada audiensi, Slamet juga menguraikan peran tempat pengolahan sampah (TPS) (Reduce, Reuse, Recycle (3R) yang berada di wilayah Jakarta Pusat, seperti di Cempaka Putih dan Rawasari.
“Sampah yang terkumpul diolah menjadi bahan bakar alternatif untuk pabrik semen. Langkah ini terbukti mengurangi beban sampah yang dikirim ke TPA (tempat pembuangan akhir),” tambahnya.
Mulai tahun depan, sampah dari empat kecamatan, yakni Cempaka Putih, Senen, Kemayoran, dan Johar Baru, akan dialihkan ke Refuse-Derived Fuel (RDF) di Rorotan untuk mengurangi beban TPA Bantargebang yang saat ini menerima sekitar 7.500 ton sampah per hari.
Selain pengelolaan sampah, Slamet menegaskan komitmen terhadap pengawasan lingkungan melalui program uji emisi kendaraan dan evaluasi dokumen lingkungan bagi perusahaan.
“Kami rutin mengadakan uji emisi untuk mengurangi pencemaran udara. Untuk perusahaan, kami berikan teguran hingga sanksi jika ditemukan pelanggaran, namun tetap melalui prosedur yang berlaku,” ujarnya.
Ketua Pokja PWI Walikota Administrasi Jakarta Pusat, Helmi A R, berharap akan selalu terjalin komunikasi yang baik, dan menghasilkan hal-hal positif yang dapat diraskan masyarakat lewat silaturahmi ke Suku Dinas LH.
“Semoga awal yang baik ini dapat membuahkan hal-hal yang baik ke depannya. Dan kami selalu siap membantu dalam memberitakan setiap kegiatan dari sudin lingkungan hidup, sesuai dengan tugas kami sebagai wartawan,” tandasnya. (Sahala T P)