Varietas Padi Gamagora 7 Diklaim Hasilkan Gabah 12 Ton per Hektar

SKI| Lombok Tengah – Wakil Menteri Pertanian RI bersama dengan Ketua Umum HPN melakukan tanam padi dengan varian Gamagora 7 di Desa Pengembur, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah pada Senin (6|1).

Padi varian Gamagora 7 ini di prediksikan bisa mendapatkan hasil yang lebih banyak dibandingkan dengan bibit padi varian baru.

Ketua HKTI NTB Wilgo Zainar mengatakan, varian Gamagora 7 yang dikembangkan oleh Universitas Gajah Mada tersebut di klaim menjadi salah satu varietas unggul yang lebih tahan terhadap perubahan iklim dan kondisi lahan.

Dimana, bibit padi Gamagora 7 ini dapat menghasilkan sekitar 12 Ton dakam satu Hektare lahan.

“Hari ini kita sudah melakukan tanam padi Gamagora 7 di Desa Pengwmbur dengan luas lahan sekitar 20 Hektar,” katanya.

Dengan hasil begitu besar dibanding dengan jenis bibit lainnya yang biasa mendapatkan 6 sampai 7 Ton dalam per hektar bisa ditanam dengan lahan lebih luas lagi.

“Gamagora ini bisa di tanam dua kali dengan anakan yang lebih banyak hingga capai 47 anakan,” jelasnya.

Ini menjadi salah satu langkah untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor gabah seperti yang menjadi keinginan bapak Presiden Prabowo.

“Bismillah ini salah satu langkah kedepan untuk lebih cerah,” katanya.

Wakil Menteri Pertanian RI Sudaryono mengatakan, perlu adanya kolaborasi atau kerja sama yang baik antara pemerintah pusat, Provinsi dan daerah untuk meningkatkan hasil pangan yang lebih baik.

Lanjutnya, di setiap kunjungannya ke daerah, pihaknya juga mendapatkan keluhan dari masyarakat soal harga pupuk yang sangat tinggi.

Seperti saat melaksanakan kunjungan di daerah Bondowoso bebera Minggu lalu yang menemukan harga pupuk mencapai 140-150 ribu.

“Harga HET pukuk kan per karung sebenarnya 115 ribu, mungkin ada tambahan Operasional lainnya sehingga begitu,”.

Kemudian soal kelangkaan pupuk yang sering terjadi setiap kali masa tanam. Namun hal tersebut dirasa tidak akan terjadi lagi, dikarenakan adanya penambahan pupuk oleh presiden dan tidak tergantung oleh anggaran.

“Sebelumnya kan itu sesuai anggaran, namun di pemerintahan pak Prabowo tidak seperti itu, akan normal walaupun ada permasalahan di luar,” jelasnya.

Sudaryono juga dengan tegas mengatakan jika terjadi permasalahan pupuk di NTB ini, dirinya memerintahkan agar segera diselesaikan secepatnya. (Riki).